Suku Jawa Hidup Dalam Lingkaran Sejarah Manusia

Anda suku Jawa? Kalau jawaban anda "Ya", lalu apakah Anda bangga dengan suku Jawa? Kalau bangga, seberapa jauhkah Anda mengenal sejarah dan perkembangan suku Jawa?

Tentu pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak bermaksud memaksa Anda untuk berpikir menyalahkan ketidaktahuan Anda sebagai suku Jawa, karena maksud dari tulisan ini hanya sekedar ikut urun rembug melengkapi pengetahuan   informasi perihal suku Jawa dari beberapa tulisan-tulisan yang lain.

Fakta utama yang tidak dapat dibantah oleh para penulis lain bahwa Suku Jawa adalah Suku terbesar di Indonesia. Dari data wikipedia, sekitar 41% dari total populasi bersuku Jawa. pada umumnya, mereka tinggal di pulau Jawa, tepatnya, Jateng, Jatim, sebagian kecil tinggal di Jabar, Jakarta, dan juga Banten.

Khusus di Banten, keberadaan suku Jawa sudah ada sejak abad-16. Mereka datang dari Demak dan Kudus untuk menguasai dan menaklukan wilayah pesisir utara Banten. Jumlah mereka sangat banyak. Setelah dikuasai, mereka membentuk kerajaan Banten. dan akhirnya membentuk satu koloni di beberapa wilayah utara Banten.

Ada juga yang tinggal di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan hingga Papua. Diantara pulau-pulau lain selain pulau Jawa, di Pulau Sumatera lah, paling banyak suku Jawa tinggal. Dua provinsi di pulau Sumatera yang didominasi suku Jawa adalah Sumut dan Lampung.

Dari data wikipedia, suku Jawa terbesar kedua (32.62%) setelah suku Batak (41.95%) dari kesuluruhan penduduk di Sumut. Sementara di Medan, dari data wikipedia (Thn 2000), suku Jawa adalah mayoritas (33.03). Keberadaan suku Jawa di Sumut bermula dari adanya pembukaan lahan perkebunan di wilayah Sumatera Timur (Sumut dan Aceh). Maka didatangkan 150 buruh dari Bagelen (Purworejo), dulu masuk wilayah keresiden Kedu. Pada perkembangan selanjutnya, permintaan buruh dari Jawa mulai banyak. Dan akhirnya posisi mereka menggantikan buruh dari Tiongkok dan India yang sebelumnya sudah ada.

Kedatangan kuli asal Jawa di mulai pada tahun 1880, pemerintah Tiongkok makin mempersulit buruhnya ke deli. Sementara itu, pemerintah Inggris di India juga mengajukan berbagai persyaratan bagi pekerja Tamil yang hendak ke Deli. Namun, calo buruh kebun di penang dan singapura tetap memasok tenaga ke Deli, dengan tipuan hendek memperkrjakan meraka ke Johor. Oleh karena itu, tahun 1880 awal kedatangan buruh Jawa ke Deli, yaitu masukya 150 orang dari bagelen. Jumlah ini mengalir terus, sampai akhirnya mengalahkan jumlah buruh kebun asal Cina dan Tamil (http://repository.usu.ac.id/bitstream)

Pola yang sama terjadi juga dengan masuknya suku Jawa di Lampung.  Suku Jawa pertama yang datang berasal dari Bagelen juga pada tahun 1905. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila), Wakidi, menjelaskan, gelombang pertama kolonisasi itu berasal dari Bagelan yang berada di Keresidenan Kedu.

”Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Hindia Belanda membuat kebijakan pemindahan penduduk di dalam Karesidenan Kedu pada November 1905. Sekira 155 kepala keluarga diberangkatkan ke Keresidenan Lampung. Tetapi hari apa dan tanggal berapa, itu yang masih menjadi tanda tanya. Beberapa buletin Belanda cuma menyebutkan bulannya saja. Kolonisasi dari Kedu hingga Lampung dipimpin langsung Asisten Residen Banyumas, HG Heyting. Ia juga merupakan pejabat Pemerintahan Hindia Belanda. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Lampung, 155 KK yang mengikuti kolonisasi terdiri dari 815 jiwa. (Okezone :Awal Mula Kedatangan Transmigran Jawa ke Lampung, 27 November 2013 )

Fakta utama yang tidak dapat dibantah oleh para penulis lain bahwa Suku Jawa adalah Suku terbesar di Indonesia. Dari data wikipedia, sekitar 41% dari total populasi bersuku Jawa. pada umumnya, mereka tinggal di pulau Jawa, tepatnya, Jateng, Jatim, sebagian kecil tinggal di Jabar, Jakarta, dan juga Banten.

Khusus di Banten, keberadaan suku Jawa sudah ada sejak abad-16. Mereka datang dari Demak dan Kudus untuk menguasai dan menaklukan wilayah pesisir utara Banten. Jumlah mereka sangat banyak. Setelah dikuasai, mereka membentuk kerajaan Banten. dan akhirnya membentuk satu koloni di beberapa wilayah utara Banten.

Ada juga yang tinggal di luar pulau Jawa, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan hingga Papua. Diantara pulau-pulau lain selain pulau Jawa, di Pulau Sumatera lah, paling banyak suku Jawa tinggal. Dua provinsi di pulau Sumatera yang didominasi suku Jawa adalah Sumut dan Lampung.

Dari data wikipedia, suku Jawa terbesar kedua (32.62%) setelah suku Batak (41.95%) dari kesuluruhan penduduk di Sumut. Sementara di Medan, dari data wikipedia (Thn 2000), suku Jawa adalah mayoritas (33.03). Keberadaan suku Jawa di Sumut bermula dari adanya pembukaan lahan perkebunan di wilayah Sumatera Timur (Sumut dan Aceh). Maka didatangkan 150 buruh dari Bagelen (Purworejo), dulu masuk wilayah keresiden Kedu. Pada perkembangan selanjutnya, permintaan buruh dari Jawa mulai banyak. Dan akhirnya posisi mereka menggantikan buruh dari Tiongkok dan India yang sebelumnya sudah ada.

Kedatangan kuli asal Jawa di mulai pada tahun 1880, pemerintah Tiongkok makin mempersulit buruhnya ke deli. Sementara itu, pemerintah Inggris di India juga mengajukan berbagai persyaratan bagi pekerja Tamil yang hendak ke Deli. Namun, calo buruh kebun di penang dan singapura tetap memasok tenaga ke Deli, dengan tipuan hendek memperkrjakan meraka ke Johor. Oleh karena itu, tahun 1880 awal kedatangan buruh Jawa ke Deli, yaitu masukya 150 orang dari bagelen. Jumlah ini mengalir terus, sampai akhirnya mengalahkan jumlah buruh kebun asal Cina dan Tamil (http://repository.usu.ac.id/bitstream)

Pola yang sama terjadi juga dengan masuknya suku Jawa di Lampung.  Suku Jawa pertama yang datang berasal dari Bagelen juga pada tahun 1905. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila), Wakidi, menjelaskan, gelombang pertama kolonisasi itu berasal dari Bagelan yang berada di Keresidenan Kedu.

”Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Hindia Belanda membuat kebijakan pemindahan penduduk di dalam Karesidenan Kedu pada November 1905. Sekira 155 kepala keluarga diberangkatkan ke Keresidenan Lampung. Tetapi hari apa dan tanggal berapa, itu yang masih menjadi tanda tanya. Beberapa buletin Belanda cuma menyebutkan bulannya saja. Kolonisasi dari Kedu hingga Lampung dipimpin langsung Asisten Residen Banyumas, HG Heyting. Ia juga merupakan pejabat Pemerintahan Hindia Belanda. Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Lampung, 155 KK yang mengikuti kolonisasi terdiri dari 815 jiwa. (Okezone :Awal Mula Kedatangan Transmigran Jawa ke Lampung, 27 November 2013 )

Dari data tersebut, Malaysia mendapati urutan pertama. Jangan dikira bahwa suku Jawa di Malaysia adalah mayoritas TKI. Ternyata keberadaan suku Jawa di Malaysia hampir sama tuanya dengan kedatangan suku di Banten.

Hubungan yang erat itu juga dibuktikan oleh Pati Unus. Adik Raden Patah, sultan pertama Demak ini, pada tahun 1512 membawa armadanya ke Melaka untuk membantu orang Melayu melawan Portugis. Sayang sekali usahanya gagal, dan ia terpaksa pulang dengan hampa. Portugis akhirnya justru mencaplok Melaka. Pada zaman Portugis inilah awal pemukiman orang Jawa di Melaka diketahui. Paling tidak, itulah kata Tun Sri Lanang dalam bukuSadjarah Melaju, 1612. Meskipun kecil, dan tak ada catatan pasti, menurut Tun Sri, orang Jawa terdapat pula di beberapa tempat lain. Pekerjaan mereka: berdagang, menjadi hulubalang raja, atau sekadar  mengembara. Daerah asal mereka tentu saja dari daerah paling maju di Javva saat itu, yaitu pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur: Tuban, Gresik, Jepara, Demak, Pekalongan. (Bek Tuwo Budaya, Kisah Orang Jawa di Malaysia,03/03/14).

Lantaran. suku Jawa di Malaysia sudah beranak-pinak selama bertahun-tahun. Maka kemampuan berbahasa Jawa mereka pun dengan sendirinya hilang.

Selain di Malaysia, keberadaan komunitas suku Jawa terdapat di Suriname. Negeri seberang lautan, jaraknya ratusan kilo dari Indonesia menyimpan cerita sejarah istimewa untuk suku Jawa. Keberadaan suku Jawa pertama kali datang  pada tahun 1890. Saat itu alasan kedatangan mereka menggantikan buruh dari India.

”Akhirnya didatangkan buruh dari suku Jawa. Percobaan pertama dilakukan dengan kedatangan 94 kuli kontrak tanggal 9 Agustus 1890, diangkut kapal Rotterdamsche Lloyd. Seluruhnya terjadi 34 kali pengiriman dengan total migran dari Jawa sebanyak 32.956 orang,” ujarDuta Besar Republik Suriname untuk Republik Indonesia, Angelic Caroline Alihusain-del Castilho, di Jakarta, Rabu ( kompas, 4/8/2010)

Photo kedatangan pertama Suku Jawa di Suriname



Kebanyakan mereka yang datang berasal dari Kedu. Ada juga yang berasal dari Surakarta dan beberapa daerah di Jatim. Sebenarnya bukan suku Jawa yang dibawa ke Suriname, akan tetapi ada juga yang berasal dari suku Sunda dan Batak. Sampai saat kini, penduduk Suriname bersuku Jawa sebesar 15%.

Suku Jawa telah menembus batas wilayah dan sejarah, sehingga keberadaan suku Jawa yang pada awalnya hanya ada di Jateng dan Jatim, mampu menembus batas dan wilayahnya, baik di Indonesia itu sendiri, maupundi luar Indonesia, sehingga  menjadikan suku Jawa bagian kecil perjalanan manusia Indonesia mengenal alam dan sejarahnya. Amin.

Komentar